info bisnis gratiss

WirausahaKontak Jodoh Mobil Bekas Bisnis Dahsyat tanpa modal

Sabtu, 10 September 2011

Pascacesar, Masih Bisa Persalinan Normal, Kok!

DULU dipercaya bahwa sekali seorang wanita melakukan cesar, maka bayi-bayi berikutnya harus dilahirkan melalui proses cesar juga.

Padahal, seiring kemajuan zaman dan berkembangnya teknologi, sudah banyak wanita yang berhasil melakukan proses persalinan melalui vagina dengan aman. Istilahnya dikenal dengan sebutan VBAC - Vaginal Birth After Cesarean (dibaca: vee back). 

Syarat VBAC

Menurut dr Fachruddin SPOG dari RSB Duren Tiga, VBAC merupakan pilihan melahirkan yang cukup aman. Sejauh ini peluangnya masih besar sepanjang tidak ada alasan lain yang membahayakan persalinan yang sedang berlangsung.

“Rata-rata kesuksesan VBAC hampir 90 persen. Jadi tidak usah takut asalkan memenuhi syarat-syarat VBAC,” ujarnya.

Syarat VBAC berdasarkan kesepakatan para dokter di Amerika (American College of Obstetricians and Gynecologist) yaitu :

Operasi cesar tidak lebih dari 1 kali

Tidak ada cacat bekas operasi lain di rahim. Misalnya bekas operasi pengangkatan miom atau operasi lainnya yang bisa menimbulkan sobekan.

Kesiapan tenaga medis dan peralatannya di rumah sakit jika diperlukan operasi mendadak (emergency).

Berat bayi harus normal, tidak lebih dari 4 kg


Interval delivery (jarak antara operasi sebelumnya dengan kelahiran berikutnya) lebih dari 18 bulan. Meski jarak kelahiran tidak disebutkan dalam kesepakatan tersebut, namun berdasarkan penelitian dikhawatirkan kemungkinan bahaya sobek rahim (ruptur rahim) bisa 3 kali lebih besar jika interval delivery time kurang dari 18 bulan. Walaupun itu bukan ‘angka mati’ tapi para dokter harus memperhitungkan data tersebut.

Tidak ada kelainan seperti plasenta previa, bayi terlilit tali pusat, dan sebagainya

Ukuran panggul memenuhi syarat. Panggul harus cukup lebar, dapat menampung bayi dengan berat antara 2,5-4 kg.

Risiko dari VBAC yang dikhawatirkan adalah sobeknya rahim. Berdasarkan pengamatan kasus yang ada, angka sobeknya rahim diperkirakan hanya berkisar satu persen. Kalau wanita tersebut sudah pernah melakukan persalinan vagina biasanya kemungkinan keberhasilan VBAC lebih tinggi karena sudah terbuka jalan lahir.

Pertimbangan lainnya dalam memutuskan bisa atau tidak melakukan VBAC adalah jenis sayatan operasi pada rahim saat cesar sebelumnya. Jenis sayatan haruslah sayatan horizontal pada dinding rahim. Ada beberapa tipe sayatan yang lebih mudah sobek dibanding sayatan lainnya, seperti:

1.  Sayatan melintang rendah, sayatan dari sisi kiri ke kanan melintang melalui bagian bawah rahim yang lebih tipis.

2. Sayatan tegak rendah, sayatan dari atas ke bawah melalui bagian bawah rahim yang lebih tipis.

3. Sayatan tegak tinggi (sayatan klasik), sayatan dari atas ke bawah melalui bagian atas rahim.

Cesar Zaman Dulu vs Zaman Sekarang

Jenis sayatan klasik memiliki risiko sobek rahim yang lebih besar. Wanita yang sebelumnya telah melakukan cesar lebih dari satu kali juga memiliki risiko sobek rahim yang lebih besar. VBAC mungkin bukan pilihan yang baik untuk mereka.

Namun para pakar dari American College of Obstetricians and Gynecologist menepis kekhawatiran akan robeknya luka bekas jahitan operasi jika melahirkan normal. Pasalnya, irisan perut pada operasi cesar sekarang ini terletak di bagian bawah rahim sehingga tidak begitu tertekan jika terjadi kontraksi.

Zaman dulu bedah cesar dilakukan dengan sayatan vertikal sehingga memotong otot-otot rahim di bagian rahim yang mengalami perubahan besar baik dalam bentuk maupun besarnya. Rahim dalam keadaan tidak hamil berukuran sebesar telur ayam dan pada kehamilan cukup bulan menjadi sangat ‘melar’ sampai bisa menampung bayi seberat kurang lebih tiga kg, plasenta seberat kurang lebih 600 gram, dan air ketuban sejumlah kurang lebih satu liter.

Bedah cesar sekarang umumnya melalui sayatan mendatar pada bagian bawah rahim yang tidak terlalu banyak berubah pada saat penyembuhan dibandingkan dengan sayatan klasik sehingga rahim lebih terjaga kekuatannya dan dapat menghadapi kontraksi kuat pada persalinan normal berikutnya.

Sebelum melakukan VBAC, sebaiknya dokter harus menyampaikan dua hal penting kepada pasien yaitu:

Kemungkinan sobek adalah 1 persen
Ada kemungkinan pada proses persalinan dibantu alat dari bawah yaitu vakum. Pasalnya pada akhir proses persalinan usaha mengejan sang ibu tidak boleh terlalu lama. Semakin lama mengejan maka kemungkinan sobeknya juga besar.

Boleh Cesar Asal..

Persalinan dengan cesar memang lebih aman untuk beberapa kondisi seperti BuMil tergolong obesitas, bayi berukuran besar, kelainan letak pada bayi, panggul sempit, plasenta previa, dan sebagainya. Namun operasi cesar juga memiliki risiko. Dan semakin sering seorang wanita melakukan operasi cesar, makin besar pula risiko komplikasi pada kehamilan berikutnya.

Banyak wanita enggan melakukan persalinan normal lantaran takut didera rasa sakit yang luar biasa. Menurut dr Fachruddin sebetulnya rasa sakit itu sifatnya subyektif. Sering kali pasien (dan terutama keluarga dekatnya) tidak dapat membedakan antara rasa sakit dengan tanda bahaya. Ini hanya masalah psikologis saja. Belum melahirkan saja, pasien sudah ketakutan.

Biasanya untuk mengatasi rasa sakit, pasien diberikan suntikan epidural anestesi atau suntikan penghilang rasa sakit. Cara lainnya dengan hypno birthing yakni membuat tubuh menjadi rileks. Pasien lebih dulu diberi pengarahan, kemudian dibawa ke arah alam bawah sadar sambil mendengarkan musik (yang khas). Lalu diberi sugesti bahwa melahirkan bukanlah suatu yang menakutkan.

Proses melahirkan adalah proses alamiah yang gerakannya akan muncul dengan sendirinya sepanjang tubuh sang ibu rileks. Semua sudah diatur, kalau kita tenang semua akan berjalan dengan lancar. Jadi, tak ada salahnya mencoba VBAC asalkan konsultasikan lebih dulu dengan dokter Anda!
(Mom& Kiddie//nsa)

source : okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar